Hari
ini adalah hari terakhir ujian nasional, ketegangan saat ujian mulai berkurang,
yang muncul adalah ketegangan baru yaitu lulus atau tidak. Terkadang gue
berfikir sekolah selama 3 tahun lamanya
hanya ditentukan oleh soal-soal pemerintah dan menggunakan OCR. Gimana kalau
kertasnya kotor? Gimana kalau gue salah beli pensil padahal mereknya sama tapi
ternyata sudah dipalsukan oleh pedagang iseng? Atau bagaimana kalo tiba-tiba
gue lupa padahal gue udah belajar mati-matian?. Namun apa boleh buat itu sudah
jadi aturan pemerintah. Sekarang para siswa dan siswi cuma bisa berdoa “semoga gue
lulus”. Ujian universitas mungkin itulah ketegangan selanjutnya setelah
pengumuman kelulusan muncul.
Gue
adalah gue apapun yang difikirkan oleh orang lain itu bukan urusan gue, pusat
fikiran gue hanya tertuju pada delon, hahaha mungkin gila tapi ini kenyataannya
gue gak pernah bisa mendapatkan hatinya meskipun dia selalu disamping gue, ya
meskipun karena gue adalah pencipta lagu dan dia adalah penyanyi solo dari
lagu-lagu gue.
Kami selalu bersama dari kecil, dan gue baru sadar saat
SMP kelas 3 gue itu suka sama dia, tapi sayang cinta gue bertepuk sebelah
tangan, dia adalah pacar sahabat gue namanya Rara dan bahkan saat kelas 2 SMA
kemarin mereka sudah melakukan hubungan yang sangat jauh, jauh dari sepantasnya
dari hubungan seorang remaja. Kalau dibilang sakit hati sih sakit hati banget
yah, tapi gue bener-bener gak bisa berpaling dari dia, mungkin itu adalah
kebodohan dari cinta kali yak? (Hahaha gue mulai lebay). Hubungan Delon sama
Rara sih sekarang sudah berakhir tapi terkadang Rara masih sering mengunjungi
rumah delon, loh kok gue tau? Ya iyalah orang delon rumahnya samping sebelah
kanan rumah gue, terkadang bukan hanya Rara banyak cewek lain pun yang sering
berkunjung kerumah delon, dan gue sekarang mulai sakit hati lagi sama tuh cowok
playboy.
Sampe lupa gue belum ngenalin diri gue sendiri, nama gue
Sila lebih lengkapnya Asila panca kusuma putri tapi lu gak usah manggil gue
dengan nama sepanjang itu (mulai gk jelas). Pulang ujian ini gue ada janji sama
producer rekaman, seperti biasa mereka meminta gue buat bikin lagu untuk Delon,
ya kadang mereka juga meminta gue buat bikin lagu untuk para penyanyi lain tapi
dengan terhormat gue menolaknya karena lagu-lagu gue hanya khusuh untuk Delon.
TOP Recorder ini dia dapur rekaman yang terkenal dan
penyanyi nya sudah banyak yang debut sampai keluar negeri dan menjadi penyayi
internasional. Seperti biasa gue selalu nyelonong masuk ke ruang producer apa
lagi saat seperti ini dia sedang diluar ruangan gue biasanya sudah duduk
dibangku wibawanya.
“selamat siang bapak producer” salam sapa gue saat
producer membuka pintu ruanganya dia pun tidak kaget lagi dengan tingkah laku
gue yang satu ini.
“Sila, sini nak duduk di kursi tamu ya, jangan dikursi
saya” dia memegang tangan gue dan menarik gue ke bangku khusus tamu dan dia
memduduki bangku wibawanya lagi
“yosh, ada apa kapten memanggil saya” gue sambil
mengangkat tangan kanan dan memberi hormat
“sila kamu sekali-kali bertingkah yang normal bisa gak?
Tapi sudahlah lupakan itu mungkin hal konyol”
“kapten, ini sudah normal loh, sudah seperti biasanya
selama 3 tahun ini kan saya memang seperti ini” sambil menggerakan alis
keatas-kebawah.
“terserah kamu deh, mungkin alien seperti kamu memang
susah untuk dijadikan manusia” mukanya langsung jadi aneh
“kapten! Bisa kita mulai inti pembicaraan ini?”
“begini sil, sudah belakangan ini suara Delon kurang
diminati oleh masyarakat kita namun, potensi lagu yang selalu kamu buat itu
benar-benar luar biasa, saya ingin kamu itu”
“tidak saya tidak mau”
“tapi sil, saya gak mau kamu juga harus kehilangan
potensi dan bakat kamu kalau kamu berhenti hanya gara-gara suara Delon yang
sekarang”
“maaf pak, tapi lagu-lagu saya hanya untuk delon, kalau
begitu saya akhiri pembicaraan ini selamat siang” gue bangkit dari tempat duduk
yang kini semakin menghitam auranya dan ingin meninggalkan ruangan ini
“sil, tunggu kita belum selesai, dan kamu coba pikir
ulang apa yang saya maksud”
Gue meninggalkan ruangan itu tanpa menoleh
kembali ke muka sang produser, apa coba yang dia pikirkan sudah jelas-jelas
dulu saat gue mau kerja sama dengan mereka karena mereka awalnya merekrut Delon
karena mereka tau lagu-lagu Delon adalah ciptaan gue makanya mereka juga
merekrut gue, dan sekarang mereka mau gue berpaling dari Delon, sungguh sangat
mengecewakan. Gue tau belakangan ini suara delon entah kenapa mulai berubah
karena itu biarpun berubah gue mau dia tetap ngeksis di entertaiment dan selalu
membawakan alunan lagu yang indah dari ciptaan gue sendiri. Sudahlah lebih baik
gue pulang kerumah dan bersantai sambil main gitar atau main piano, atau juga
main bass, mungkin drum, eh jangan lebih baik main biola biar gue tenang ah
tapi gk ada yang bisa gue tenang selain liat delon.
“sil lu abis dari mana tampangnya kok lesu gitu?”
“Delon ku, kamu kok rapih banget kamu mau kemana? Aku ikut, terus abis ngapain
dirumah gue hayo ngaku”
“jawab dulu pertanyaan gue, dan jangan kebiasaan
nyelendot-lendot kaya gini malu diliat orang”
“ah biarin kan mereka juga udah biasa liat kita kayak
gini”
“sil lepasin, viola bentar lagi jemput gue ntar kalau dia
tau gawat”
“viola? Tuhkan kamu selingkuh lagi, terus cewek mana lagi
dia?”
“sudahlah, mamah kamu nunggu kamu tuh dari tadi”
“ah delon, aku mau ikut dong”
“nggaak, ini kencan gue dan sebaiknya sila ku yang manis
masuk rumah dan makan lagian pulang ujian keluyuran mana gak ngajak gue lagi”
“pulang ujian kan lu sama diva anak 3.1.2 mojok dikantin,
aku ikut ya delon”
“nggak, udah sana masuk tadi gue abis dari rumah lu nanya
alien satu ini udah pulang belum takutnya nyasar gara-gara pulangnya nggak
bareng gue”
“delon aku mau ikut”
“nggak” delon malah mendorong gue masuk kedalam rumah,
dan cewek baru nya yang bernama viola datang menjeputnya dengan mobil mewah
berwarna merah. Gue Cuma bisa ngeliat mereka dari jendela rumah gue. “Kapan ya
delon mau liat gue sebagai perempuan dan bukan sebagai pencipta lagunya atau
teman masa kecilnya” kata-kata itu selalu saja terucap saat gue liat dia jalan
sama cewek-cewek cantik, kaya, brendit, dan stylis.
Sejak ujian nasional 2 minggu yang lalu kelas 3 sudah
mulai diliburkan dan masuk kembali untuk konfirmasi pengumuman kelulusan dan
itu masih 3 minggu lagi, dan gue sekarang mengurung diri dikamar dan menciptakan
lagu baru untuk kesuksesan delon. Kesuksesan Delon adalah impian gue, karena
delon satu-satunya yang bisa ngerti keadaan gue, tapi sayang dia gk pernah mau
ngerti perasaan gue.
“aku pulang”
“kak aila, kakak abis dari mana aja?”
“emang penting ya buat kamu sil? mamah mana?”
“ mamah dikamar”
“oh, ok makasih”
Aila, dia adalah sodara kembar gue dan dia lahir lebih dulu
dari gue ya Cuma beda sekitar 15 menit lah, semenjak SD kelas 6 entah kenapa
dia selalu bersikap dingin terhadap gue! Aila sangat cantik menurut gue, postur
tubuhnya yang tinggi dan berat badannya yang ideal kadang buat gue minder, gue
juga tinggi sih tapi gue kurus banget sampai-sampai kadang aila memanggilku tulang,
wajah ku memang mirip sama aila namun gue males yang namanya kesalon makanya
kulit aila lebih bersinar dibandingkan gue. Dulu saat kelas 6 SD papah
meninggal dan aila sempet bilang ke gue sambil nangis kalo gue itu aneh, dan
kenapa harus gue yang jadi sodara kembarnya. Dan semenjak itu gue dan aila gak
pernah satu sekolah.
“selamat pagi, akhirnya tiba juga hari pengumuman
kelulusan” gue berlari menuju kotak surat dan melihat apakah surat kelulusan
sudah sampai dirumah. Dan ternyata belum sampai. Gue mengambil bangku dan
menaruhnya dekat kotak surat, gue menunggu tukang pos datang dan memberikan
kabar kebahagiaan.
“silaa, kamu sedang apa diluar? Mandi dulu sayang”
“aku lagi nunggu tukang pos mah, ia ntar kalo tukang
posnya udah datang”
“mamah denger dari aila kalo surat kelulusan biasaanya
dateng siang bukan pagi-pagi buta kayak gini”
“hah? Masa sih mah? Tapi kalo tukang posnya dateng
pagi-pagi gimana mah?”
“yaudah tunggu di dalem aja, sini cepat masuk mamah capek
teriaknya”
“yah mamah, padahal aku kan udah semangat”
“sudah cepat masuk, kalo udah mandi kamu mau tunggu
langsung dikantor posnya juga nggak masalah”
“ia deh ia” terpaksa gue mesti nurutin kata-kata mamah,
emangnya tukang pos beneran nggak ada yang bertugas jam setengah enam pagi
begini? Kenapa mereka pada malas sih? Padahalkan kalau pagi-pagi begini cuaca
enak gak panas, terus juga kan sehat bangun pagi-pagi. “dasar tukang pos
pemalas”
“bukan
tukang pos yang malas tapi kamu orang aneh” aila nyeletuk dengan lantangnya
“aila,
bisa gk sih kamu nggak sedingin itu sama adik kamu sendiri”
“sudahlah
asila terus yang selalu mamah belain, coba papah masih hidup”
“plaaaak”
keheningan langsung menyelimuti rumah ini, entah kenapa mamah menampar aila,
dan aila langsung berlari menuju keluar rumah. Air mata mamah tiba-tiba muncul
tapi entah kenapa raga gue malah ingin berlari mengejar aila dan meninggalkan
mamah sendirian dirumah.
“ka
aila tung” hati gue sakit saat keluar rumah, rasanya benar-benar sakit tapi ini
mungkin hanya ke egoisan gue mungkin aja kan aila meluk delon karena hatinya
lagi hancur saat ini dan mungkin delon adalah orang yang tepat untuk
mencurahkan hatinya.
Gue masuk ke dalam rumah dan memeluk mamah, mamah
menangis dan selalu mengucapkan kata maaf
“mamah,
aku tau kak aila juga gak bermaksud ngomong kaya gitu dan aku tau mamah juga
nggak sengaja menampar kak aila dan mungkin seharusnya aku yang minta maaf
karena papah meninggal gara-gara aku”
“bukan
sayang, papah meninggal bukan karena kamu”
“aku
minta maaf mah”
Gue
baru sadar mungkin aila benci sama gue gara-gara gue yang menyebabkan papah
meninggal, bodoh banget! Kenapa gue gak ngertiin perasaan aila waktu itu, waktu
papah meninggal aila sangat histeris saat itu pula mamah terus-terusan
menenangkan aila, gue saat itu gak mau nyusahin mamah yang sudah kelelahan
nenangin aila makanya gue so soan terlihat tegar sampai-sampai gue waktu itu
malah nyanyiin lagu ciptaan pertama gue yang gue buat sama papah. Dan saat itu
lah aila ngucapin kata-katanya dan mulai dingin sama gue.
Aila
pulang kerumah bersama delon, aku melihat aila mengandeng tangan delon, kalau
boleh jujur rasanya itu sakit sekali, disini di dalam hati.
“kak
aila aku minta maaf”
“untuk
apa?” nada suaranya tetap dingin
“aila,
sudahlah lupakan masalah mu dengan sila” delon mempererat genggamannya
“kamu
tuh gak pernah tau perasaan aku del”
“aku
tau kakak marah sama aku semenjak papah meninggal” gue langsung meluk aila dan
terlepaslah genggaman mereka, tapi bukan ini sih yang gue maksud, gue tulus mau
minta maaf sama aila.
“lepaskan
sil”
“aku
nggak mau, aku juga sedih saat papah mmeninggal tapi aku kasihan sama mamah,
mamah tuh ngejagain kak aila makanya aku gak mau bikin mamah susah”
“oh
jadi kamu pikir aku udah nyusahin mamah gitu?”
“bukan
itu maksud ku kak”
“aku
benar-benar menyesal aku minta maaf”
Tiba-tiba
mamah muncul dan meluk gue sama aila,
“sudah
jangan bertengkar ini semua salah mamah, mungkin mamah belum cukup menjadi
mamah yang baik untuk kalian, mamah minta maaf”
“ini
bukan salah mamah, mungkin ini salah sila karena sila waktu itu nggak nangis
saat pemakaman papah, padahal papah meninggal gara-gara mau beliin sila gitar”
“papah
meninggal bukan karena salah seseorang tapi ini sudah takdir tuhan”
“mamah,
sila, aku minta maaf aku juga salah karena sudah egois aku benar-benar minta
maaf aku janji aku akan memperbaiki sifatku”
“sila
juga janji mah, sila gak akan nyusahin mamah ataupun kak aila”
“ia
nak, mamah juga janji akan jadi mamah yang terbaik buat kalian”
Masalah
keluarga ku sudah selesai namun masalah hati ku belum, delon dan kak aila
setelah itu malah terlihat mesra.
“kak
aila kok rebut delonnya aku sih”
“yeh
anak kecil kok nongol” delon menggoda
“aku
bukan anak kecil delon aku juga kan seumuran kalian”
“tapi
kamu kan lahirnya paling terakhir sila” kini malah aila yang menggoda
“tapi
aku sama kakak kan cuma beda 15menit doang ka”
“tapi
kamu tetap saja lahirnya paling terakhir”
Mereka
berdua malah berniat mau ninggalin gue sendiri, sial gedek banget gue, kenapa
mesti kakak gue, kalau cewek lain gue masih bisa terima deloonn.
“poooooos
ada pooooos” suara dari luar sepertinya sih tukang pos soalnya teriak pos-pos
gitu sih, mungkin surat kelulusan.
“sila,
aila ini ada surat pos” suara mamah
“ia
mah aila sama sila kesana”
“sila
kok mukanya lesu? Tadi pagi semangat banget nunggu tukang pos?”
“itu
kan tadi pagi mah, sekarng kan udah mulai siang bateray tubuh ku mulai
menghilang”
“tumben
ade ku yang satu ini bateraynya menghilang biasanya selalu full sampe malem”
“sila
mungkin tegang sama suratnya kali tant”
“delon
apaan sih gue itu gak pernah tegang kalo urusan sekolah”
“ia
tau yang selalu jadi juara kelas”
“heh
penyanyi? Sana pulang liat hasilnya”
“jiah
penulis lagu ku yang manis sekarang marah, kalau gitu aku pulang dulu ya tante,
aila, dan sila ku” delon terus-terusan menggoda dan akhirnya dia pergi juga
dari rumah gue heuh padahal sih gue maunya dia beneran bilang begitu bukan
hanya godaan semata
“ayo
coba kalian buka, oh ia buka bareng-bareng ya”
“ia
mah” gue dan aila kompak
“mamah
itung ya satuuuu, duuuaaa”
“tunggu
tante, delon juga ikutan dong” delon tiba-tiba muncul lagi dirumah gue “haduh
nih vokalis PEA ngapain sih” pikir gue dalam hati
“del,
sini lu samping gue aja”
“oh
ia la, gue sih lebih baik disamping lu dari pada samping sila ntar gue dicakar”
“delon
apa-apaan sih aku gak mungkin nyakar palingan aku nyium pipi kamu”
“tuh
kan la, sila mulai gilanya”
“sudah-sudah
bukan saatnya debat, ok sekarang mamah hitung ya satu, dua, tiga”
“YAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAY
Aku lulus” gue dan aila kompak, tapi delon malah diem aja
“loh
kamu kenapa del? Coba aku liat”
“jangan
la, ini mengecewakan”
“vokalis
kenapa? Lu gk lulus”
“ia
sil gue gak lulus”
“haaaaaaaaaaaah”
gue, aila dan mamah kompak
“ia
gue gak lulus mau boongnya hahahaha”
“delon
gak lucu bercandanya” gue dan aila langsung mencubiti tubuhnya, gue benar-benar
nggak nyangka, gue bakalan akrab lagi sama aila tapi sekarang gue liat tatapan
aila seakan bahwa dia suka sama delon, masa gue sama aila suka sama orang yang
sama sih.
“sila
ada telfon dari TOP Recorder”
“ia
mah aku kesana” apa yang harus gue lakuin, kalo producer tetep kukuh sama apa
yang dibicarakan waktu itu gue harus gimana? Soalnya disini ada delon
(Di
telfon)
“haloo
kapten, ada apa kapten? Aku lulus loh”
“selamat
ya sila, saya Cuma mau kasih kabar kalau kamu dapat beasiswa dari TOP Recorder
untuk belajar di Australi untuk ngembangin bakat dan potensi kamu?”
“what?
Really? Kapten gak boong kan?”
“ia
sil, TOP Recorder selalu mangadakan beasiswa untuk anak-anak berbakat seperti
kamu”
“kapten
maksih ntar aku bicarain dulu sama mamah boleh atau nggak nya saya berangkat ke
sana”
“ia
sil, saya tunggu kabar selanjutnya ya untuk segara di konfirmasi soalnya bulan
depan kamu harus suadah berangkat”
“ia
kapten, makasih banyak ”
(tutup
Telfon)
Yes,
australia gue seneng banget eh tunggu tapi delon waktu itu bilang mau lanjut ke
mana ya? Haduh kok gue lupa.
“sil
kamu kenapa?” tanya mamah
“nggak
kenapa-kenapa mah”
“yakin?
Oh ia tadi aila ngikut delon kerumahnya katanya sih lupa kasih makan ularnya”
“Oh
si gloy, ia deh ntar aku nyusul”
Gue
berjalan sambil memikirkan apa yang harus gue perbuat? Gue harus ke australia
atau menetap di indonesia gue bener-bener bingung, gue gak mau pisah sama
delon, tapi gue juga mau jadi pencipta lagu terbaik dari yang terbaik untuk
delon. Sudahlah mungkin itu nanti saja sekarang gue harus nyatain perasaan suka
gue sama delon, ia harus pokonya.
“loh
kok gloy sendirian tuan kamu mana sayang?” ruang tamu dimana kandang gloy
diletakan sepi lalu aila sama delon kemana? Gue mencari mereka ke dapur, ke
taman rumah delon juga mereka nggak ada. “oh mungkin mereka diatas”
Aku
sangat terkejut melihat baju aila yang tadi di pakainya berada di lantai dekat
kamar delon, aku mengintip kamarnya dan ternyata apa yang mereka lakukan?
Hati
gue benar-benar hancur, rasanya gue ingin mati sekarang, kenapa? Kenapa harus
aila? Gue tahu delon katanya pernah melakukan itu dengan banyak perempuan lain?
Tapi kenapa sekarang sama aila? Kenapa? Mungkin gue emang harus pergi ke
australi, gue harus pergi.
“aku
pulang”
“eh
sila, aila mana sil?
“aku
tadi nggak nemu aila mah mungkin mereka langsung pergi jalan-jalan kali”
“oh
gitu yasudah”
“mah
tadi producer bilang kalau aku dapat beasiswa ke australi dan aku
menginginkannya”
“australi?
Selamat ya sayang, mamah sih setuju-setuju aja apa yang kamu inginkan”
“makasih
ya mah, asila janji pulang dari australi sila bakalan jadi orang hebat, dan
lagu-lagu ciptaan sila bakalan makin menakjubkan sila janji”
“ia
sayang mamah bangga sama kamu”
“makasih
mah” gue meluk mamah sangat erat, “mah hati sila lagi hancur, sebenernya sila
masih bingung tapi mungkin ini jalan yang terbaik” ucap gue dalam hati
Hari-hari
sudah berlalu, gue terus-terusan berusaha tegar dan berpura-pura menunjukan
senyum manis serta terus aktif seperti biasa, dua hari lagi adalah
keberangkatan gue ke australi, tapi gue bingung kenapa aila sama delon malah
sekarang nggak seakrab dahulu, mereka malah terlihat canggung, apa karena ada
gue? Apa aila tau kalau gue juga suka sama delon? Dan karena itu mereka jadi
begini, tapi kan nggak ada yang tau perasaan gue ke delon.
Sore
ini aila sama mamah pergi belanja, gue melihat rumah delon, “apa yang harus gue
lakuin? Besok gue udah mau berangkat ke australi dan apa iya delon dan aila tau
kalo gue suka sama delon. Kalo benar gue harus bilang sesuatu” tanpa pikir
panjang gue pergi kerumah delon.
“tok
tok tok” aku mengetuk pintunya
“masuk
aja pintunya nggak di kunci”
Aku
membuka pintunya perlahan dan mulai masuk kedalam rumahnya, rumahnya tampak
sepi seprti biasanya mungkin karena orang tuanya sering keluar negeri makanya
dia berani membawa cewek-cewek kerumahnya. Dia berada di sofa ruang tv nya
“delon
aa...anu”
“oh
sila sini duduk gue lagi nonton film nih seru”
“gue
Cuma mau bilang kalau gue”
“suka
sama gue”
“ko
lu tau?”
Delon
berdiri dan menghampiri gue, dia memeluk gue dengan erat
“delon
aku cinta sama kamu dari dulu, tapi kenapa kamu”
“aku
juga cinta sama kamu”
Apa?
Apa yang dia bicarakan dia juga cinta sama gue? Lalu apa yang terjadi dengan
aila?
“aku
juga cinta sama kamu sil” di memeluk gue dengan erat
“kalau
gitu tolong tidur denganku”
“aku
nggak mau”
“kenapa?
Kenapa sama aku nggak mau? Tapi kamu malah mau tidur dengan aila”
“aku
nggak mau”
“kenapa
nggak mau? Aku siap kehilangannya semua untuk kamu”
“STOP,
gue nggak mau menghancurkan masa depan orang yang gue suka, gue sayang, dan gue
cintai, gue nggak mau”
“lalu
kenapa kamu tidur dengan aila?” air mata gue menetes dalam dekapan delon, dia
makin erat memeluk gue
“itu
permintaan aila, gue juga udah nolak, tapi dia terus memaksa”
“nggak
mungkin, kamu bohongkan?”
“dari
dulu sampai sekarang wanita yang gue cintai adalah elo, dan aila tau itu. Gue
minta maaf tapi ini benar-benar permintaan aila”
“lalu
kenapa? Kenapa? Kenapa elo mau?” Gue terus meneteskan air mata gue
“saat
gue bilang gue suka sama elo ke aila, dia tiba-tiba meminta gue untuk tidur
dengannya, gue juga kaget tapi dia malah
bilang ‘akhirnya sila juga yang terpilih, gue gagal’ dan dia meminta gue buat
tidur sama dia”
“lepasin
gue”
“sila
gue minta maaf” delon melepaskan pelukannya, dan gue berlari keluar rumah itu,
“kenapa? Kenapa harus seperti ini jadinya” fikiran gue benar-benar kacau.
Hari
ini tiba waktunya gue berangkat ke australi, di bandara tiba-tiba aila minta
maaf sama gue dan menjelaskan kejadian sebenarnya yang terjadi antara dia dan
delon, dan ternyata delon nggak berbohong kalau aila yang memaksanya.
“mah,
kak, sila pamit ya”
“kamu
hati-hati ya sayang disana, jangan lupa kasih kabar ke mamah”
“kakak
bakalan kangen banget sama kamu?”
“ia
kak sila juga pasti bakalan kangen sama kakak”
Delon
nggak dateng ya, padahal ini hari keberangkatan ku, yasudahlah mungkin kita emang
nggak jodoh gue berpaling dan berjalan lurus rasanya kaki gue susah banget buat
melangkah
“ASILAAAAAAAAAAAAAAAA”
“delon”
Dia
datang dan langsung memeluk gue,
“gue
akan menjadi penyanyi solo terbaik buat elo, gue bakalan berusaha dan pantang
meyerah gue janji gue akan go international gue janji sil”
“ia
del, gue juga akan menjadi komposer terhebat, dan gue bakalan menciptakan lagu
yang spektakuler buat elo buat kesuksesan elo”
Gue
terbang ke australia, dalam perjalanan gue terus-terusan megang yang barusan
delon kasih saat di bandara, dia bilang “ini untuk membuat para lelaki takut
mendekati elo sil” dan aila bilang “gue bakalan ngawasin delon buat lo sil”.
Gue meninggalkan indonesia dengan perasaan senang dan tenang, kalian tunggu gue
kembali ke indonesia dan gue janji gue bakal jadi orang terhebat di dunia ini
karena memiliki cinta kalian. Dan I LOVE U DELON.
~~~~~~~~~~~~~~~THE
END~~~~~~~~~~~~~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar