Senin, 22 Desember 2014

contoh proposal Public Speaking "kurang Tidur Bahayakan Alzheimer" by rizca Oktaviani



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Dewasa ini, kurang tidur bukan hal yang asing lagi bagi kita. Hampir setiap orang pernah mengeluhkan kurang tidur. Akibat kurang tidur memang bisa dilihat dari fisiknya. Seperti kurangnya gairah saat bekerja, lesu, kurang konsentrasi, dan lain-lain.  Sedangkan pengaruhnya sendiri terhadap kinerja otak kita belum banyak yang mengetahui.
Kurang tidur masih sangat dianggap sepele oleh kita semua. Namun, tanpa kita sadari, ternyata kurang tidur menimbulkan akibat yang cukup serius bagi kinerja otak kita. Seperti kita ketahui, otak merupakan motor bagi seluruh aktivitas tubuh kita. Apabila kinerja otak kita tidak sempurna, pasti sangat berpengaruh terhadap organ tubuh yang lainnya. Termasuk aktivitas kita juga ikut terganggu.
Presentasi orang yang kurang tidur di dunia ternyata cukup tinggi/ menurut data dari WHO (salah satu penyebabnya ialah gangguan sulit tidur yang sering kita sebut insomnia) pada tahun 1993, kurang lebih 18% penduduk di dunia pernah mengalami gangguan sulit tidur, dengan keluhan yang sedemikian hebatnya sehingga menyebabkan tekanan jiwa bagi penderitanya.
Ada beberapa teori menyatakan tidur dapat bermanfaat untuk mengisi otak secara elektrik dan memulihkan bahan-bahan kimia otak pada tingkat yang cukup. Maka dari itu, kekurangan tidur sangat menggangu kekuatan otak kita. Karena energi yang dibutuhkan otak tidak maksimal.
Tidur membantu bekerjanya otak. Tidur memainkan peranan yang sangat penting dalam bekerjanya otak. Karena selama tidur, otak memperbaiki dirinya sendiri dan merangsang pembentukan sistem kekebalan. Dimana sistem kekebalan tersebut sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kebugaran fisik kita. Apabila kita kurang tidur, tentu otak juga kekurangan waktunya untuk memperbaiki dirinya sendiri. Atau istilahnya me-refresh. Sehingga sangat sulit bagi otak untuk melakukan kembali kerja optimal seperti semula.
Saat kita tidur, otak juga mengonsolidasi informasi yang dipelajari di hari sebelumnya. Jadi, sebaiknya sebelum ulangan kita menghindari belajar semalam suntuk. Tetapi, sempatkanlah waktu untuk tidur. Hingga saat terbangun, kita kembali bugar.
Jadi bisa disimpulkan, penyegaran tidur dapat memperbaiki kelelahan, kekebalan, memori, dan konsentrasi.
Tidur juga berkaitan dengan proses mengingat. Hal ini sudah terbukti melalui riset yang dilakukan oleh para ahli terhadap kucing. Para ahli menemukan bahwa tidur secara dramatis meningkatkan beberapa perubahan yang terjadi di antara sel-sel saraf di otak. Perubahan tersebut berada di bawah kendali otak yang mengatur perilaku, belajar, dan mengingat.
Menurut riset yang dilakukan oleh tim dari Universitas Princeton, menemukan bahwa tidur sangat penting untuk perkembangan sel otak baru. Sasaran penelitian tersebut ialah tikus. Para peneliti membandingkan tikus-tikus yang dibuat tidak tidur selama 72 jam dengan tikus yang dibebaskan tidurnya.
Ternyata tikus yang tidak tidur itu menghasilkan hormon stress corticosterod dalam kadar yang jauh lebih tinggi. Hormon stress tersebut menyebabkan pengurangan produksi sel di otak. Tikus-tikus yang kurang tidur tersebut juga mengalami ketidaknormalan pada wilayah hippocampus, yakni suatu wilayah di otak yang terlibat dalam pembentukan ingatan. Sel-sel otak baru di wilayah hippocampus tersebut ditemukan sangat sedikit.
Efek kurang tidur pada otak tidak berhenti sampai di situ. Dalam penelitian tikus itu, tingkat produksi sel otaknya belum juga naik walaupun proses tidurnya telah dibuat normal. Dari penelitian tesebut, dapat disimpulkan bahwa kurang tidur sangat mengurangi daya regenerasi sel otak kita. Meskipun penelitian tersebut dilakukan pada tikus. Tetapi para ahli menduga bahwa efek yang sama juga akan terjadi pada manusia. Maka dari itu, ada baiknya kita selalu menjaga pola tidur agar tetap optimal.
1.2         Identifikasi Masalah
kurang tidur sangat mengganggu kinerja otak kita. Berikut ini ialah akibat-akibat kurang tidur pada aktivitas otak :

1.2.1        Otak akan bekerja lebih keras, namun menjadi semakin lemah.
Saat kita tidur, otak berhenti bekerja keras dan melakukan perbaikan. Maka apabila kita kurang tidur, menyebabkan otak bekerja lebih keras. Karena otak ”dipaksa” bekerja terlalu keras, otak pun menjadi semakin lemah dan kerjanya menjadi tidak maksimal.
1.2.2        Otak tidak bisa diandalkan lagi untuk berpikir.
Berpikir merupakan salah satu tugas tingkat tinggi bagi otak. Otak yang kurang istirahat tidak akan mampu menjalankan tugas berat tersebut. Apabila dipaksakan, otak tidakakan bisa berusaha maksimal karena otak kekurangan energi. Selain itu, otak juga tidak mampu melakukan tugas-tugas lainnya yang menuntut kemampuan mental.
1.2.3        Otak yang kurang tidur salah satu bagiannya ”mati”
Para peneliti menunjukkan otak milik mahasiswa yang kurang tidur, salah satu bagiannya tidak berfungsi saat dituntut untuk mengerjakan test sederhana. Bagian yang ”mati” tersebut ialah pusat bahasa. Hal ini sangat mencengangkan! Karena ternyata bagian oak yang lainnya mengambil alih tugas otak yang ”mati” tersebut. Sehingga bagian-bagian otak yang masih ”hidup” bekerja lebih keras. Dan tentunya tidak maksimal.
Bahkan belakangan ini diketahui, tidak hanya satu bagian otak saja yang bisa ”mati”. Bisa jadi, lebih dari satu bagian ”mati”, apabila hal ini terjadi, sudah dapat dipastikan otak kita akan sangat lemah. Karena hanya sebagian kecil otak yang mengerjakan seluruh tugas yang seharusnya dikerjakan oleh banyak bagian.
Salah satu dampak dari kurang tidur juga dapat menimbulkan penyakit alzemeir, anda mungkin pernah bertanya-tanya sendiri, mengapa Anda jadi sering lupa dan makin pelupa. Namun, Alzheimer? Seseorang  keliru bila memastikan penyakit ini  bagian lumrah dari penuaan. Yang benar, Alzheimer memang menyerang banyak lansia, tetapi bukan bagian normal dalam proses penuaan!
1.3         Perumusan Masalah
Bagaimana seseorang dapat menghindari penyakit Alzhemer dan tidak meremehkannya.

1.4         Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuannya dengan dibuatnya makalah ini maka penulis mengharapkan setiap orang harus lebih memperhatikan masalah kesehatan terumata tidak menganggap enteng masalah kurang tidur.

1.5         Target Audience
Sosialisasi berikut menargetkan untuk dikalangan wanita dan laki-laki 20thn ke atas untuk agar lebih waspada, karena penyakit Alzheimer sifatnya menhaun dan tumpukan protein diakibatkan kurang tidur sehingga harus dicegah sedini mungkin.

1.6         Manfaat
1.6.1        masyarakat dapat mengetahui apa itu Alzheimer, dan bahayanya
1.6.2        tidak menganggap enteng tentang masalah pikun
1.6.3        dapat lebih waspada terhadap pengecilan/ penyusutan otak karena kurang tidur.

1.7         Sistematika Penulisan
1.7.1        BAB I
Berisikan tentang pendahuluan yang mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, manfaat, maksud dan tujuan, serta target audience yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan di bahas
1.7.2         BAB II
Bab ini berisis penjelasan dan pembahasan masalah pokok yang akan di bahas, mengenai pengertian, dan solusi
1.7.3         BAB III
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Apa itu Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. Gejala penyakit Alzheimer sulit dikenali sejak dini. Seseorang dengan penyakit Alzheimer punya masalah dengan ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Gejala mungkin tidak diperhatikan sejak dini. Sering anggota keluarga penderita menyadari adanya gejala ketika sudah terlambat.
Alzheimer selalu dikaitkan dengan para usia lanjut, namun nyatanya penyakit Alzheimer mulai menyerang banyak manusia berusia muda. kini sudah banyak ditemukan pada orang berusia 35 sampai 47 tahun sudah terdeteksi mengidap penyakit yang menyerang saraf otak tersebut.
Seseorang dikatakan terjangkit Alzheimer karena mengalami penimbunan plak dan tangles (lilitan protein tertentu, red) di otaknya hingga mematikan sel-sel otak dan membuat volume otak mengkerut. Perlahan namun pasti, plak dan tangles ini akan terus mematikan daya fungsi otak hingga menyebabkan kematian.
Pertama-tama, timbunan plak dan tangles itu akan menghapus memori sehingga seseorang menjadi pelupa atas sesuatu yang baru terjadi pada dirinya. Kemudian, plak dan tangles itu juga mematikan daya fungsi otak untuk membedakan warna dan bentuk, serta kesulitan membuat keputusan.
Alzheimer sendiri merupakan salah satu jenis demensia. Sekitar 50%-60% penderita demensia adalah penderita Alzheimer. Ada empat gejala yang mudah dikenali, yaitu jika penderita mulai terganggu dari aspek memori, atensi, eksekusi, dan bahasa.
Meski berbagai gejalanya sudah dikenali, penyebab Alzheimer hingga kini belum dapat dipastikan. Dari hasil pembedahan otak penderita oleh psikiater Jerman Alois Azheimer pada tahun 1906, diketahui terdapat kerusakan jaringan dan sel-sel saraf di otak pada penderita. Kerusakan ini tidak terjadi secara mendadak, melainkan berlangsung perlahan-lahan dan tergantung pada bagian otak yang terkena. Penderita mengalami penurunan fungsi yang mengatur ingatan, kemampuan menggunakan bahasa, dan persepsi terhadap ruang dan waktu, termasuk kemampuan untuk mengenali lingkungan sekitar. Ujung-ujungnya penderita tidak lagi mampu menjaga dan merawat diri sendiri.
Umumnya penyakit ini baru menampakkan keparahannya pada usia di atas 50 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 65 tahun ke atas. Namun, meski jarang, ada juga penderita yang mengalami gejala-gejala awal Alzheimer pada usia 30-an dan 40-an. Ini yang perlu Anda camkan: Alzheimer bukanlah bagian yang normal dari proses penuaan, namun risikonya meningkat seiring pertambahan usia. Ada data yang menyebutkan sekitar 10 persen penduduk Amerika berusia di atas 65 tahun terkena Alzheimer, dan hampir 50 persen lansia berusia di atas 85 merupakan kelompok penyandang risiko.
Sewaktu Dokter Alois Alzheimer pertama kali membedah otak penderita, ia menemukan semacam lapisan kerak dan jumbai, terselap-selip di antara neuron (sel-sel otak). Ukuran, bentuk, dan teksur lapisan kerak itu bermacam-macam. Kini sudah diketahui bahwa kerak dan jumbai itu adalah senyawa beta amiloid dan  gamma amiloid. Sebenarnya, senyawa tersebut merupakan produk normal metabolisme tubuh, tapi entah mengapa senyawa ini menumpuk di dalam otak, terutama pada bagian yang mengatur fungsi ingatan.
Kerak atau jumbai ini menempel atau saling belit di antara neuron, sehingga menghalangi komunikasi antarneuron. Padahal, jalinan antarneuron ini berfungsi mengantarkan dan menerjemahkan seluruh komunikasi elektrokimiawi otak dengan bagian-bagian sistem saraf lainnya.  Akibatnya, jaringan antar sel-sel di otak terganggu, mengerut, lalu mati. Itulah yang menyebabkan kemampuan mengingat dan berpikir jadi terganggu.
2.2         Gejala Umum Penyakit Alzheimer
·       Gangguan memori dan berpikir, yaitu penderita penyakit Alzheimer kesulitan mengingat informasi baru. Pada tahap akhir penyakit, memori jangka panjang menghilang, dan penderita penyakit Alzheimer tidak dapat mengingat informasi pribadi, seperti tempat tanggal lahir, pekerjaan, atau nama-nama anggota keluarga dekat.
·       Kebingungan. Penderita penyakit Alzheimer dapat tersesat ketika keluar rumah sendirian dan kadang tidak dapat mengingat dimana dia atau bagaimana dia bisa sampai disana.
·       Lupa tempat menyimpan sesuatu, seperti kacamata, kunci, dompet, dll.
·       Berpikir Abstrak. Penderita penyakit Alzheimer merasa tugas kantor atau studi-nya lebih sulit dikerjakan daripada biasanya.
·       Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dll.
·       Perubahan kepribadian dan perilaku penderita penyakit Alzheimer. Menjadi mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang-kadang, menjadi bingung,paranoid, atau ketakutan.
·       Penilaian yang buruk, seperti meninggalkan rumah pada malam hari yang dingin tanpa jaket atau sepatu, atau bisa pergi ke toko memakai baju tidur.
·       Ketidakmampuan penderita penyakit Alzheimer untuk mengikuti petunjuk.
·       Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti tidak dapat mengingat kata-kata, nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata umum.
·       Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan ukuran suatu benda.
·       Kehilangan motivasi atau inisiatif.
·       Kehilangan pola tidur normal.
Ada kondisi lain seperti depresi, cedera kepala, ketidakseimbangan bahan kimia tertentu atau vitamin, atau efek dari beberapa obat dapat menghasilkan gejala yang mirip dengan penyakit Alzheimer. Konsultasikan pada dokter anda jika muncul gejala-gejala tersebut. Sebagian besar kondisi-kondisi tersebut dapat disembuhkan.
Kasus penyakit Alzheimer sangat bervariasi dari para penderita. Lamanya penyakit Alzheimer bisa pendek (2-3 tahun) atau panjang (hingga 20 tahun). Biasanya bagian-bagian otak yang mengontrol memori dan berpikir yang terganggu terlebih dahulu, tapi seiring waktu, sel-sel akan mati di bagian lain dari otak. Yang pada akhirnya akan menyebabkan kehilangan fungsi otak dan juga kematian.
2.3         Apa Hubungan Alzheimer Dengan Kurang Tidur
Direktur Unit Penelitian Kesehatan Loughborough Univ. Profesor Kevin Morgan, mengatakan bahwa orang yang mengalami sedikit tidur akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh.
Sementara Profesor Neurology Washington University Dr Yo-El Ju menyatakan bahwa orang yang lebih banyak memiliki waktu terjaga di tempat tidur memiliki resiko mengalami plak yang tinggi. Plak ini disebabkan oleh adanya penumpukan protein di otak yang diduga bisa menyebabkan kerusakan sel otak, bentuk yang ada pada Alzheimer, yang biasanya tertimbun selama 10-15 tahun. Dr Yo-El Ju menyatakan bahwa semua orang harus menjaga kualitas tidurnya untuk meminimalisir terkena penyakit Alzheimer ini.
Tidur yang berkualitas bukanlah terletak pada seberapa lama seseorang tidur melainkan tidur dan bangun dalam jam yang sama setiap harinya. Tidur yang terbaik terjadi ketika seseorang menunjukkan sinyal mengantuk yang besar.
Seseorang yang sulit tidur dalam satu malam, bisa menunjukkan adanya protein yang lebih tinggi dari tingkat normal pada otak dan memberi tanda adanya penyakit Alzheimer, menurut studi baru dari Belanda.
“Kami pikir tidur sehat yang normal membantu mengurangi jumlah  (amyloid) beta di otak, dan jika tidur terganggu penurunan tidak bisa terjadi,” kata peneliti senior Dr Jurgen Claassen dari Radboud University Medical Center di Nijmegen.
Pada orang yang berulang kali gagal mendapatkan tidur malam yang baik, konsentrasi amyloid-beta dapat terbentuk dan bisa menjadi salah satu faktor munculnya penyakit Alzheimer.
2.4         Mencegah Penyakit Alzheimer
Bagaimana cara mencegah alzheimer? Berikut ini 9 hal yang bisa dilakukan untuk mencegah alzheimer.
2.4.1        Pola tidur teraratur
Para peneliti menyimpulkan bahwa tidur malam yang baik sangat mungkin untuk berperan dalam kesehatan fungsi saraf pada manusia. Selain dapat membantu meningkatkan daya ingat, tidur cukup juga dapat mencegah peradangan, memicu kreativitas, meningkatkan prestasi belajar, mengurangi stres, dan bahkan menurunkan berat badan.
2.4.2        Konsumsi makanan mengandung antioksidan
Makanan dengan antioksidan dapat mencegah penyakit pikun dan mencegah tentunya mencegah Alzheimer. Banyak sekali sayur dan buah-buahan yang kaya antioksidan. Selain itu teh jgua mengandung banyak antioksidan.
2.4.3        Kurangi makanan berlemak
Bukan hanya obesitas, lemak juga dapat memicu perubahan fungsi otak ke arah lebih baik atau lebih buruk. Alzheimer juga bisa dipicu dari makanan berlemak. Sebaiknya kurangi konsumsi lemak jenuh karena dapat membuat sel-sel otak yang menjadi tidak efisien. Selain itu kurangi konsumsi makanan yang digoreng seperti gorengan, nasi goreng, dll.
2.4.4        Olahraga
Rajin olahraga ternyata merangsang produksi kolestrol baik. Para peneliti mengklaim kolesterol baik ini dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi untuk mencegah kerusakan pada sistem otak.
2.4.5        Rangsanglah pertumbuhan otak
Otak mulai menyusut saat usia mencapai 30-40 tahun. Namun peneliti berpendapat seseorang dapat meningkatkan ukuran otak dengan rajin belajar. Cobalah mempelajari berbagai hal baru, perluas pertemanan sebagai stimulasi, baca buku, browsing di internet atau membeli permainan yang merangsang otak.
2.4.6        Kurangi makanan manis
Makanan manis tidak hanya menimbulkan masalah berat badan. Banyak makan manis juga dapat merintis kerusakan otak. Suzanne de La Monte, MD, MPH, seorang neuropathologist dari Brown University bersama tim melakukan penelitian. Ia menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi gula dapat menyebabkan resistensi insulin yang memperburuk kondisi otak.
2.4.7        Masak makanan sendiri di rumah
Dengan memasak makanan sendiri, kita dapat memastikan sendiri bahan-bahan yang digunakan adalah yang terbaik dan lebih sehat daripada beli makanan di luar.
2.4.8        Jaga kebersihan gigi
Gigi dan gusi yang tidak bersih dapat meracuni otak dan cenderung membuat memori semakin rendah. Oleh karena itu rajin menyikat gigi dan flossing dapat membantu menjaga gigi dan mempertajam memori.
2.4.9        Kenali tanda-tanda awal Alzheimer
Tanda-tanda awal alzheimer dapat berupa kesalahan kecil seperti salah menilai jarak ketika berjalan, bingung saat membaca peta, rasa penciuman mulai hilang, mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali serta lupa menyimpan barang di tempat yang aneh. Jika hal ini sudah ada pada diri anda, segera konsultasikan ke dokter ahli.






BAB III
PENUTUP
3.1                Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat mengenai penyakit alzheimer di Indonesia tergolong rendah. Walau saat ini telah teridentifikasi ada lebih dari 1 juta orang menderita alzheimer. Dengan demikian dengan dibuatnya makalah ini masyarakat bisa bertukar informasi mengenai gejala dan penanganan alzheimer.
Pola hidup sehat memang harus dijaga sedini mungkin agar tidak menimbulkan beragam penyakit mematikan yang sulit untuk di obati. Menjaga kesehatan memang sulit namun, kalau bukan kita siapa lagi yang akan mencegah.
3.2                Saran
Untuk para pemuda/pemudi di indonesia jagalah kesehatan terutama hal sepele seperti tidur, jangan sampai terkena insomnia dan membuat otak anda bekerja sangat keras karena kurangnya istrirahat yang cukup.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar