BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dewasa ini, kurang tidur bukan hal yang asing lagi bagi kita. Hampir setiap orang pernah mengeluhkan kurang tidur. Akibat kurang tidur memang bisa dilihat dari fisiknya. Seperti kurangnya gairah saat bekerja, lesu, kurang konsentrasi, dan
lain-lain. Sedangkan pengaruhnya sendiri terhadap kinerja otak kita belum
banyak yang mengetahui.
Kurang tidur masih sangat dianggap sepele oleh kita semua. Namun, tanpa
kita sadari, ternyata kurang tidur menimbulkan akibat yang cukup serius bagi
kinerja otak kita. Seperti kita ketahui, otak merupakan motor bagi seluruh
aktivitas tubuh kita. Apabila kinerja otak kita tidak sempurna, pasti sangat
berpengaruh terhadap organ tubuh yang lainnya. Termasuk aktivitas kita juga
ikut terganggu.
Presentasi orang yang kurang tidur di dunia ternyata cukup tinggi/ menurut
data dari WHO (salah satu penyebabnya ialah gangguan sulit tidur yang sering
kita sebut insomnia) pada tahun 1993, kurang lebih 18% penduduk di dunia pernah
mengalami gangguan sulit tidur, dengan keluhan yang sedemikian hebatnya
sehingga menyebabkan tekanan jiwa bagi penderitanya.
Ada beberapa teori menyatakan tidur dapat bermanfaat untuk mengisi otak
secara elektrik dan memulihkan bahan-bahan kimia otak pada tingkat yang cukup.
Maka dari itu, kekurangan tidur sangat menggangu kekuatan otak kita. Karena
energi yang dibutuhkan otak tidak maksimal.
Tidur membantu bekerjanya otak. Tidur memainkan peranan yang sangat penting dalam bekerjanya otak. Karena
selama tidur, otak memperbaiki dirinya sendiri dan merangsang pembentukan
sistem kekebalan. Dimana sistem kekebalan tersebut sangat berpengaruh terhadap
kesehatan dan kebugaran fisik kita. Apabila kita kurang tidur, tentu otak juga
kekurangan waktunya untuk memperbaiki dirinya sendiri. Atau istilahnya me-refresh. Sehingga sangat sulit bagi
otak untuk melakukan kembali kerja optimal seperti semula.
Saat kita tidur, otak juga mengonsolidasi informasi yang dipelajari di hari
sebelumnya. Jadi, sebaiknya sebelum ulangan kita menghindari belajar semalam
suntuk. Tetapi, sempatkanlah waktu untuk tidur. Hingga saat terbangun, kita
kembali bugar.
Jadi bisa disimpulkan, penyegaran tidur dapat memperbaiki kelelahan, kekebalan,
memori, dan konsentrasi.
Tidur juga berkaitan dengan proses
mengingat. Hal ini sudah terbukti melalui
riset yang dilakukan oleh para ahli terhadap kucing. Para ahli menemukan bahwa
tidur secara dramatis meningkatkan beberapa perubahan yang terjadi di antara
sel-sel saraf di otak. Perubahan tersebut berada di bawah kendali otak yang
mengatur perilaku, belajar, dan mengingat.
Menurut riset yang dilakukan oleh tim dari Universitas Princeton, menemukan
bahwa tidur sangat penting untuk perkembangan sel otak baru. Sasaran penelitian
tersebut ialah tikus. Para peneliti membandingkan tikus-tikus yang dibuat tidak
tidur selama 72 jam dengan tikus yang dibebaskan tidurnya.
Ternyata tikus yang tidak tidur itu menghasilkan hormon stress corticosterod dalam kadar yang
jauh lebih tinggi. Hormon stress tersebut menyebabkan pengurangan produksi sel
di otak. Tikus-tikus yang kurang tidur tersebut juga mengalami ketidaknormalan
pada wilayah hippocampus, yakni
suatu wilayah di otak yang terlibat dalam pembentukan ingatan. Sel-sel otak
baru di wilayah hippocampus
tersebut ditemukan sangat sedikit.
Efek kurang tidur pada otak tidak berhenti sampai di situ. Dalam penelitian
tikus itu, tingkat produksi sel otaknya belum juga naik walaupun proses
tidurnya telah dibuat normal. Dari penelitian tesebut, dapat
disimpulkan bahwa kurang tidur sangat mengurangi daya regenerasi sel otak kita.
Meskipun penelitian tersebut dilakukan pada tikus. Tetapi para ahli menduga
bahwa efek yang sama juga akan terjadi pada manusia. Maka dari itu, ada baiknya
kita selalu menjaga pola tidur agar tetap optimal.
1.2
Identifikasi
Masalah
kurang tidur sangat mengganggu
kinerja otak kita. Berikut ini ialah akibat-akibat kurang tidur pada aktivitas
otak :
1.2.1
Otak akan bekerja lebih keras,
namun menjadi semakin lemah.
Saat kita tidur, otak berhenti bekerja keras dan melakukan perbaikan. Maka
apabila kita kurang tidur, menyebabkan otak
bekerja lebih keras. Karena otak ”dipaksa” bekerja terlalu keras, otak pun menjadi semakin lemah dan kerjanya menjadi tidak
maksimal.
1.2.2
Otak tidak bisa diandalkan lagi
untuk berpikir.
Berpikir merupakan salah satu tugas tingkat tinggi bagi otak. Otak yang
kurang istirahat tidak akan mampu menjalankan tugas berat tersebut. Apabila
dipaksakan, otak tidakakan bisa berusaha maksimal karena otak kekurangan
energi. Selain itu, otak juga tidak mampu melakukan tugas-tugas lainnya yang
menuntut kemampuan mental.
1.2.3
Otak yang kurang tidur salah satu
bagiannya ”mati”
Para peneliti menunjukkan otak milik mahasiswa yang kurang tidur, salah satu
bagiannya tidak berfungsi saat dituntut untuk mengerjakan test sederhana.
Bagian yang ”mati” tersebut ialah pusat bahasa. Hal ini sangat mencengangkan!
Karena ternyata bagian oak yang lainnya mengambil alih tugas otak yang ”mati”
tersebut. Sehingga bagian-bagian otak yang masih ”hidup” bekerja lebih keras.
Dan tentunya tidak maksimal.
Bahkan belakangan ini diketahui, tidak hanya satu bagian otak saja yang
bisa ”mati”. Bisa jadi, lebih dari satu bagian ”mati”, apabila hal ini terjadi,
sudah dapat dipastikan otak kita akan sangat lemah. Karena hanya sebagian kecil
otak yang mengerjakan seluruh tugas yang seharusnya dikerjakan oleh banyak
bagian.
Salah satu
dampak dari kurang tidur juga dapat menimbulkan penyakit alzemeir, anda
mungkin pernah bertanya-tanya sendiri, mengapa Anda jadi sering lupa dan makin
pelupa. Namun, Alzheimer? Seseorang
keliru bila memastikan penyakit ini bagian lumrah dari penuaan.
Yang benar, Alzheimer memang menyerang banyak lansia, tetapi bukan bagian
normal dalam proses penuaan!
1.3
Perumusan
Masalah
Bagaimana seseorang dapat menghindari penyakit Alzhemer
dan tidak meremehkannya.
1.4
Maksud
dan Tujuan
Maksud dan tujuannya dengan dibuatnya makalah ini maka
penulis mengharapkan setiap orang harus lebih memperhatikan masalah kesehatan
terumata tidak menganggap enteng masalah kurang tidur.
1.5
Target
Audience
Sosialisasi berikut menargetkan untuk dikalangan wanita
dan laki-laki 20thn ke atas untuk agar lebih waspada, karena penyakit Alzheimer
sifatnya menhaun dan tumpukan protein diakibatkan kurang tidur sehingga harus
dicegah sedini mungkin.
1.6
Manfaat
1.6.1
masyarakat dapat mengetahui apa itu
Alzheimer, dan bahayanya
1.6.2
tidak menganggap enteng tentang masalah pikun
1.6.3
dapat lebih waspada terhadap pengecilan/
penyusutan otak karena kurang tidur.
1.7
Sistematika
Penulisan
1.7.1
BAB I
Berisikan
tentang pendahuluan yang mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,
perumusan masalah, manfaat, maksud dan tujuan, serta target audience yang
berkaitan dengan pokok masalah yang akan di bahas
1.7.2
BAB II
Bab
ini berisis penjelasan dan pembahasan masalah pokok yang akan di bahas,
mengenai pengertian, dan solusi
1.7.3
BAB
III
Bab
ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi
sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Apa itu
Alzheimer
Penyakit
Alzheimer adalah suatu kondisi
di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit
ditransmisikan dengan baik. Gejala penyakit Alzheimer sulit dikenali sejak dini. Seseorang dengan penyakit Alzheimer punya masalah dengan
ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita penyakit Alzheimer untuk bekerja atau
mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi
secara bertahap selama bertahun-tahun. Gejala mungkin tidak diperhatikan sejak
dini. Sering anggota keluarga penderita menyadari adanya gejala ketika sudah
terlambat.
Alzheimer
selalu dikaitkan dengan para usia lanjut, namun nyatanya penyakit Alzheimer
mulai menyerang banyak manusia berusia muda. kini sudah banyak ditemukan pada
orang berusia 35 sampai 47 tahun sudah terdeteksi mengidap penyakit yang
menyerang saraf otak tersebut.
Seseorang
dikatakan terjangkit Alzheimer karena mengalami penimbunan plak dan tangles
(lilitan protein tertentu, red) di otaknya hingga mematikan sel-sel otak dan
membuat volume otak mengkerut. Perlahan namun pasti, plak dan tangles ini akan
terus mematikan daya fungsi otak hingga menyebabkan kematian.
Pertama-tama,
timbunan plak dan tangles itu akan menghapus memori sehingga seseorang menjadi
pelupa atas sesuatu yang baru terjadi pada dirinya. Kemudian, plak dan tangles
itu juga mematikan daya fungsi otak untuk membedakan warna dan bentuk, serta
kesulitan membuat keputusan.
Alzheimer
sendiri merupakan salah satu jenis demensia. Sekitar 50%-60% penderita demensia
adalah penderita Alzheimer. Ada empat gejala yang mudah dikenali, yaitu jika
penderita mulai terganggu dari aspek memori, atensi, eksekusi, dan bahasa.
Meski
berbagai gejalanya sudah dikenali, penyebab Alzheimer hingga kini belum dapat
dipastikan. Dari hasil pembedahan otak penderita oleh psikiater Jerman Alois
Azheimer pada tahun 1906, diketahui terdapat kerusakan jaringan dan sel-sel
saraf di otak pada penderita. Kerusakan ini tidak terjadi secara mendadak,
melainkan berlangsung perlahan-lahan dan tergantung pada bagian otak yang
terkena. Penderita mengalami penurunan fungsi yang mengatur ingatan, kemampuan
menggunakan bahasa, dan persepsi terhadap ruang dan waktu, termasuk kemampuan
untuk mengenali lingkungan sekitar. Ujung-ujungnya penderita tidak lagi mampu
menjaga dan merawat diri sendiri.
Umumnya
penyakit ini baru menampakkan keparahannya pada usia di atas 50 tahun dan
mencapai puncaknya pada usia 65 tahun ke atas. Namun, meski jarang, ada juga
penderita yang mengalami gejala-gejala awal Alzheimer pada usia 30-an dan
40-an. Ini yang perlu Anda camkan: Alzheimer bukanlah bagian yang normal dari
proses penuaan, namun risikonya meningkat seiring pertambahan usia. Ada data
yang menyebutkan sekitar 10 persen penduduk Amerika berusia di atas 65 tahun
terkena Alzheimer, dan hampir 50 persen lansia berusia di atas 85 merupakan
kelompok penyandang risiko.
Sewaktu
Dokter Alois Alzheimer pertama kali membedah otak penderita, ia menemukan
semacam lapisan kerak dan jumbai, terselap-selip di antara neuron (sel-sel
otak). Ukuran, bentuk, dan teksur lapisan kerak itu bermacam-macam. Kini sudah
diketahui bahwa kerak dan jumbai itu adalah senyawa beta amiloid dan
gamma amiloid. Sebenarnya, senyawa tersebut merupakan produk normal metabolisme
tubuh, tapi entah mengapa senyawa ini menumpuk di dalam otak, terutama pada
bagian yang mengatur fungsi ingatan.
Kerak
atau jumbai ini menempel atau saling belit di antara neuron, sehingga menghalangi
komunikasi antarneuron. Padahal, jalinan antarneuron ini berfungsi mengantarkan
dan menerjemahkan seluruh komunikasi elektrokimiawi otak dengan bagian-bagian
sistem saraf lainnya. Akibatnya, jaringan antar sel-sel di otak
terganggu, mengerut, lalu mati. Itulah yang menyebabkan kemampuan mengingat dan
berpikir jadi terganggu.
2.2
Gejala Umum
Penyakit Alzheimer
·
Gangguan memori dan berpikir, yaitu penderita penyakit
Alzheimer kesulitan mengingat
informasi baru. Pada tahap akhir penyakit, memori jangka panjang menghilang,
dan penderita penyakit Alzheimer
tidak dapat mengingat informasi pribadi, seperti tempat tanggal lahir,
pekerjaan, atau nama-nama anggota keluarga dekat.
·
Kebingungan. Penderita penyakit Alzheimer dapat tersesat ketika
keluar rumah sendirian dan kadang tidak dapat mengingat dimana dia atau
bagaimana dia bisa sampai disana.
·
Lupa tempat menyimpan sesuatu, seperti kacamata,
kunci, dompet, dll.
·
Berpikir Abstrak. Penderita penyakit Alzheimer merasa tugas kantor atau
studi-nya lebih sulit dikerjakan daripada biasanya.
·
Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti
makan, mandi, berpakaian, dll.
·
Perubahan kepribadian dan perilaku penderita penyakit Alzheimer. Menjadi mudah marah,
tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang-kadang, menjadi
bingung,paranoid, atau ketakutan.
·
Penilaian yang buruk, seperti meninggalkan rumah pada
malam hari yang dingin tanpa jaket atau sepatu, atau bisa pergi ke toko memakai
baju tidur.
·
Ketidakmampuan penderita penyakit Alzheimer untuk mengikuti petunjuk.
·
Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti
tidak dapat mengingat kata-kata, nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata
umum.
·
Memburuknya kemampuan visual dan spasial,
seperti menilai bentuk dan ukuran suatu benda.
·
Kehilangan motivasi
atau inisiatif.
·
Kehilangan pola tidur normal.
Ada kondisi
lain seperti depresi, cedera kepala, ketidakseimbangan bahan kimia tertentu
atau vitamin, atau efek dari beberapa obat dapat menghasilkan gejala yang mirip
dengan penyakit Alzheimer.
Konsultasikan pada dokter anda jika muncul gejala-gejala tersebut. Sebagian
besar kondisi-kondisi tersebut dapat disembuhkan.
Kasus
penyakit Alzheimer sangat
bervariasi dari para penderita. Lamanya penyakit Alzheimer bisa pendek (2-3 tahun) atau panjang (hingga 20
tahun). Biasanya bagian-bagian otak yang mengontrol memori dan berpikir yang
terganggu terlebih dahulu, tapi seiring waktu, sel-sel akan mati di bagian lain
dari otak. Yang pada akhirnya akan menyebabkan kehilangan fungsi otak dan juga
kematian.
2.3
Apa Hubungan
Alzheimer Dengan Kurang Tidur
Direktur Unit Penelitian
Kesehatan Loughborough
Univ. Profesor
Kevin Morgan, mengatakan bahwa orang
yang mengalami sedikit tidur akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh.
Sementara Profesor Neurology Washington University Dr Yo-El Ju menyatakan bahwa orang yang lebih
banyak memiliki waktu terjaga di tempat tidur memiliki resiko mengalami plak
yang tinggi. Plak ini
disebabkan oleh adanya penumpukan protein di otak yang diduga bisa menyebabkan
kerusakan sel otak, bentuk yang ada pada Alzheimer, yang biasanya tertimbun
selama 10-15 tahun. Dr Yo-El Ju menyatakan bahwa semua orang harus
menjaga kualitas tidurnya untuk meminimalisir terkena penyakit Alzheimer ini.
Tidur yang berkualitas
bukanlah terletak pada seberapa lama seseorang tidur melainkan tidur dan bangun
dalam jam yang sama setiap harinya. Tidur
yang terbaik terjadi ketika seseorang menunjukkan sinyal mengantuk yang besar.
Seseorang
yang sulit tidur dalam satu malam, bisa menunjukkan adanya protein yang lebih
tinggi dari tingkat normal pada otak dan memberi tanda adanya penyakit
Alzheimer, menurut studi baru dari Belanda.
“Kami pikir tidur sehat
yang normal membantu mengurangi jumlah (amyloid) beta di otak, dan jika
tidur terganggu penurunan tidak bisa terjadi,” kata peneliti senior Dr Jurgen
Claassen dari Radboud University Medical Center di Nijmegen.
Pada orang yang berulang
kali gagal mendapatkan tidur malam yang baik, konsentrasi amyloid-beta dapat
terbentuk dan bisa menjadi salah satu faktor munculnya penyakit Alzheimer.
2.4
Mencegah Penyakit Alzheimer
Bagaimana cara mencegah alzheimer? Berikut ini 9
hal yang bisa dilakukan untuk mencegah alzheimer.
2.4.1
Pola
tidur teraratur
Para peneliti menyimpulkan bahwa tidur
malam yang baik sangat mungkin untuk berperan dalam kesehatan fungsi saraf pada
manusia. Selain dapat membantu meningkatkan daya ingat, tidur cukup juga dapat
mencegah peradangan, memicu kreativitas, meningkatkan prestasi belajar,
mengurangi stres, dan bahkan menurunkan berat badan.
2.4.2
Konsumsi
makanan mengandung antioksidan
Makanan dengan antioksidan dapat
mencegah penyakit pikun dan mencegah tentunya mencegah Alzheimer. Banyak sekali
sayur dan buah-buahan yang kaya antioksidan. Selain itu teh jgua mengandung
banyak antioksidan.
2.4.3
Kurangi
makanan berlemak
Bukan hanya obesitas, lemak juga dapat
memicu perubahan fungsi otak ke arah lebih baik atau lebih buruk. Alzheimer
juga bisa dipicu dari makanan berlemak. Sebaiknya kurangi konsumsi lemak jenuh
karena dapat membuat sel-sel otak yang menjadi tidak efisien. Selain itu
kurangi konsumsi makanan yang digoreng seperti gorengan, nasi goreng, dll.
2.4.4
Olahraga
Rajin olahraga ternyata merangsang
produksi kolestrol baik. Para peneliti mengklaim kolesterol baik ini dapat
berfungsi sebagai anti-inflamasi untuk mencegah kerusakan pada sistem otak.
2.4.5
Rangsanglah
pertumbuhan otak
Otak mulai menyusut saat usia mencapai
30-40 tahun. Namun peneliti berpendapat seseorang dapat meningkatkan ukuran otak
dengan rajin belajar. Cobalah mempelajari berbagai hal baru, perluas pertemanan
sebagai stimulasi, baca buku, browsing di internet atau membeli permainan yang
merangsang otak.
2.4.6
Kurangi
makanan manis
Makanan manis tidak hanya menimbulkan
masalah berat badan. Banyak makan manis juga dapat merintis kerusakan otak.
Suzanne de La Monte, MD, MPH, seorang neuropathologist dari Brown University
bersama tim melakukan penelitian. Ia menunjukkan bahwa terlalu banyak
mengonsumsi gula dapat menyebabkan resistensi insulin yang memperburuk kondisi
otak.
2.4.7
Masak
makanan sendiri di rumah
Dengan memasak makanan sendiri, kita
dapat memastikan sendiri bahan-bahan yang digunakan adalah yang terbaik dan
lebih sehat daripada beli makanan di luar.
2.4.8
Jaga
kebersihan gigi
Gigi dan gusi yang tidak bersih dapat
meracuni otak dan cenderung membuat memori semakin rendah. Oleh karena itu
rajin menyikat gigi dan flossing dapat membantu menjaga gigi dan mempertajam
memori.
2.4.9
Kenali
tanda-tanda awal Alzheimer
Tanda-tanda awal alzheimer dapat berupa
kesalahan kecil seperti salah menilai jarak ketika berjalan, bingung saat
membaca peta, rasa penciuman mulai hilang, mengajukan pertanyaan yang sama
berulang kali serta lupa menyimpan barang di tempat yang aneh. Jika hal ini
sudah ada pada diri anda, segera konsultasikan ke dokter ahli.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit alzheimer di Indonesia tergolong rendah. Walau saat ini telah
teridentifikasi ada lebih dari 1 juta orang menderita alzheimer. Dengan
demikian dengan dibuatnya makalah ini masyarakat bisa bertukar informasi
mengenai gejala dan penanganan alzheimer.
Pola hidup sehat memang
harus dijaga sedini mungkin agar tidak menimbulkan beragam penyakit mematikan
yang sulit untuk di obati. Menjaga kesehatan memang sulit namun, kalau bukan
kita siapa lagi yang akan mencegah.
3.2
Saran
Untuk para pemuda/pemudi
di indonesia jagalah kesehatan terutama hal sepele seperti tidur, jangan sampai
terkena insomnia dan membuat otak anda bekerja sangat keras karena kurangnya
istrirahat yang cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar